LDII

LDII
Official Website
Sabtu, Mei 24, 2014
0 komentar

Filosofi Kehidupan Burung


Kehidupan di alam dunia ini sangat indah ketika berguru pada burung. Sikap tawakal yang pantang menyerah terpatri dalam dada seekor burung. Burung tidak memiliki simpanan pangan apalagi gudang logistik. Namun ketika pagi menjelang, burung keluar dari sangkarnya dengan ceria dalam keadaan perut lapar. Saat sore menjelang malam, burungpun pulang dalam keadaan perut kenyang.


Sikap tawakal dari seekor burung, dapat dijadikan daya juang dalam membangun keluarga sakinah, yang penting usaha, bekerja, ikhtiar untuk memperoleh rejeki dari Allah SWT. Dengan tawakal, hidup tanpa beban.

Usaha itu wajib, namun hasilnya tidak wajib. Sebab urusan dapat atau tidaknya adalah urusan hak prerogatif pemilik dan pemberi rejeki, Allah SWT. Kita percaya betul, ketika burung pulang ke sangkarnya disambut kemeriahan anak-anak burung yang berebut makanan dari paruh sang induk untuk memperoleh jatah makanan. Dalam sekejap, vila sangkar itupun menjadi sunyi senyap lantaran anak-anak burung itu terlelap tidur, dalam suasana tenteram dan perut mereka kenyang.

Keluarga sakinah bukan berarti keluarga yang tanpa dosa dan selalu mulus perjalanannya. Tetapi ibarat nahkoda, bagaimana bisa bersikap bijaksana dalam mengarungi luas samudera kehidupan. Suami berusaha menjadi nahkoda dan istri menyiapkan makanan dan sesekali menunjukan arah ketika suami lalai. 

Tugas kedua orang tua adalah membina anak-anaknya dengan penuh kasih sayang untuk mencapai faqih fiddin, akhlaqul karimah, dan mandiri serta memilki 6 tobiat luhur yaitu jujur, amanah, mujhid-muzid, rukun, kompak dan kerjasama yang baik.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer
Top