Rasulullah saw bersabada : “Al-Qur’an pemberi syafaat yang diberi
hak untuk memberi syafaat, dan pelapor yang dibenarkan, maka barang siapa
menjadikan Al-Qur’an didepannya orang (dijadikan pedoman hidup dan rujukan
ibadah) maka Al-Qur’an menuntun padanya menuju Surga, dan barang siapa
menjadaikan Al-Qur’an dibelakangnya (diabaikan, tidak dijadikan pedoman hidup
dan rujukan ibadah) maka Al-Qur’an menggiring padanya ke Neraka.
Ketika
pembawa Al-Qur’an wafat, Allah memberi (berpesan) pada bumi bahwa jangan memakan engkau
bumi pada dagingnya pembawa Al-Qur’an, maka bumi berkata bagaimana wahai
Tuhanku aku memakan pada dagingnya pembawa Al-Qur’an sedangkan kalam engkau (Al-Qur’an)
ada didalam perutnya.
Nabi
saw mengumpulkan diantara dua orang dari beberapa korban perang Uhud kemudian
beliau bersabda : “Manakah diantara mereka yang lebih banyak mengambil pada Al-Qur’an
?”. Ketika diisarohi kepada Nabi salah satu dari keduanya maka Nabi
mendahulukan pada ahad didalam liang lahat (didepan paling dekat kearah kiblat,
sedangkan yang lain dibelakangnya).
Setiap ayat dari Al-Qur’an adalah derajat didalam Surga dan
penerang didalam rumah-rumah kalian.
Keterangan : Membaca ayat Al-Qur’an satu kali, sedangkan menghafal ayat Al-Qur'an tidak
cukup satu kali, tetapi 20 kali, 30 kali, bahkan sampai 60 kali atau 70 kali
tetap dihitung oleh Allah derajatnya naik terus.
Rasulullah saw bersabada : “Mengimami pada kaum lebih membacanya
mereka pada Al-Qur’an”.
Para ahli Al-Qur’an adalah teman duduknya Umar dan teman
musyawarohnya, tidak peduli apakah mereka orang tua ataukah orang muda.
Keterangan : Ahli Al-Qur’an ilmunya lebih banyak untuk memberi
pertimbangan, karena lebih banyak tahu tentang hukum, boleh – tidak boleh,
halal – haram dst.
Membacalah
kalian pada Al-Qur’an dan jangan menipu sungguh ini beberapa lembaran yang
digantung (maksudnya hafal) maka sesungguhnya Allah tidak menyiksa pada hati
yang mewadahi Al-Qur’an.
Beberapa kesalah fahaman seputar menghafal Al-Qur'an yang menjadi penghambat dan melemahkan penghafal Al Qur'an
Rasulullah saw bersabada : “Tidaklah dari sesorang yang ahli Al-Qur’an
kemudian melupakannya kecuali bertemu pada Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung
pada hari kiamat kedaan lepra”.
Keterangan
Jadi yang mendapatkan ancaman ini adalah penghafal yang sengaja
tidak menderes, tidak mengulang hafalannya karena kesibukannya dalam urusan
dunia, sehingga Alloh melupakannya.
Adapun penghafal yang sudah berusaha menderes dan mengulang
hafalannya, apabila lupa itu memang sudah sifat dari manusia. Berdasarkan
firman alloh dan sabda Rasululloh saw.
Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau menyiksa pada kami jika kami
lupa atau ketika kami salah.
Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya Allah
meletakkan (tidak menyiksa dan tidak dicatat sebagai dosa) dari umatku salah
(tidak tahu hukum) dan lupa (terhadap ilmu Al-Qur’an) dan apa-apa yang terpaksa
mereka atas apa-apa”
Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya lebih banyaknya
munafiq-munafiqnya umatku adalah pembaca Al-Qur’an.
Keterangan :
Hadist
ini di peruntukan bagi pembaca atau penghafal Al-Qur’an yang tidak mukhlis karena
Alloh, akan tetapi ada keinginan atau maksud lain selain karena Alloh.
Semoga manfaat dan barokah.
0 komentar:
Posting Komentar